Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Ungkap Alasan Pembebasan

Pilot Susi Air, Captain Philips M, disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Liputan6.com, Jakarta Sudah setahun lebih proses pelepasan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens masih berlangsung. Bahkan, beberapa upaya dilakukan dari pihak Indonesia, termasuk intervensi Kodam XVII/Cendrawasih untuk melepaskan Kapten Philip Mark Mehrtens. “Sejak awal penangkapan, kami terus berupaya mencapai kebebasan. Melalui berbagai cara yang dapat membantu kami mencapai kemerdekaan itu sendiri,” kata Panglima TNI Daerah XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan. pers, Selasa (26/3/2024). Berbagai upaya dilakukan seperti komunikasi melalui keluarga, tokoh adat dan gereja, serta pendampingan intensif dalam proses perundingan dengan KKB yang menggelar pilot Susi Air.

Meski demikian, Izak mengakui negosiasi masih alot dan kesepakatan selalu berakhir tanpa hambatan. Menyusul permintaan KKB yang masih ingin membebaskan tanah Papua dari Indonesia.

“Nah, setiap mereka bicara dengan pilot ini, mereka akan menukarnya dengan pembebasan Papua dan Indonesia. Menurutku itu tidak mungkin. Ini tidak mungkin. “Kami akan terus menjaga Papua dan NKRI,” ujarnya.

Meski negosiasi masih berlangsung, Izak mengatakan pemerintah Selandia Baru telah menyerahkan proses pelepasan pilot Susi Air kepada pihak Indonesia. “Perwakilan mereka bertemu dengan saya dan menyampaikan kepada saya bahwa pemerintah Selandia Baru telah memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Indonesia atas pembebasan salah satu warganya yang disandera,” ujarnya.

Sementara itu, Izak mengatakan pemerintah Selandia Baru tetap mengakui kedaulatan pemerintah Indonesia atas wilayah Papua. Upaya KKB untuk meraih kemerdekaan tidak mungkin tercapai.

“Tidak ada hubungannya dengan Papua merdeka, tidak ada hubungannya dengan konflik Papua. “Dia hanya tukang ojek yang menggunakan pesawat,” kata Izak.

Selain itu, Izak meyakinkan kapten Philip Mark Mehrtens masih dalam kondisi baik. Pasalnya, timnya melalui dialog-dialog di atas terus menyelidiki situasi Kapten Philip.

“Kami mengatakan bahwa negosiasi ini memerlukan waktu, kesabaran dan stabilitas. Seolah-olah kita sedang berbelanja. “Kalau kita beli nanti ada negosiasi harga, berjalan,” jelas Izak. Situasi terakhirnya bagus. Tentu saja, Anda tidak aman. Mereka menjaga dan bersatu dengan baik,” tambahnya.

Seorang pilot Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru ditangkap KKB saat berada di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Dataran Tinggi Papua, Selasa (02/07/2023). Pesawat bertanda PK-BVY itu dibakar sesaat setelah mendarat oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. Hingga saat ini TNI-Polri masih berupaya menyelamatkan pilot Susi Air tersebut.